SERBA SERBI

Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah

Banyak orang mengatakan bahwa menulis karya ilmiah itu susah. Tapi buku ini mengatakan sebaliknya, bahwa menulis karya ilmiah itu sebenarnya mudah dan gampang—tidak jauh berbeda dengan menulis karya non-ilmiah.

Banyak orang mengatakan bahwa menulis karya ilmiah itu susah. Tapi buku ini mengatakan sebaliknya, bahwa menulis karya ilmiah itu sebenarnya mudah dan gampang—tidak jauh berbeda dengan menulis karya non-ilmiah. Hanya saja, yang membedakan antara tulisan ilmiah dan non-ilmiah, ada pada teknik dan metode penulisannya. Semisal, kalau dalam karya non-ilmiah, kita hanya menuliskan suatu gagasan yang ingin dituliskan sesuai dengan pemikiran kita, sedangkan dalam karya ilmiah, ada rambu-rambu kepenulisan, seperti dalam pemilihan kata, istilah ungkapan, hingga ke gaya bahasanya yang harus tepat, lugas, dan jelas.
Menulis, baik karya ilmiah atau non-ilmiah, ibarat orang yang sedang berdayung. Bagaimana orang berdayung? Geraknya lamban, tidak usah tergesa-gesa, butuh waktu dan kesabaran. Dalam prosesi penyampaian gagasan, pikiran, atau pengalaman ke dalam bentuk tulisan, umpamakanlah kita sedang mendayung—tidak saling berebut dengan waktu. Berdayunglah dan nikmati suasananya. Biarkan perahu pikiran kita bergerak pelan, berputar, maju, mundur, berhenti sejenak atau sedikit lebih lama.
Buku yang berjudul “Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah” ini tidak hanya sekadar menawarkan “resep” belaka, tapi karya ini lahir melewati pengalaman dan proses panjang Suyanto dan Asep Jihad dalam dunia kepenulisan. Sehingga, buku ini bisa dijadikan pedoman dalam menulis.

Beberapa teknik yang diajarkan dalam buku ini, seperti tentang bagaimana merumuskan sebuah topik yang “menggigit”, mengundang pembaca untuk membacanya lebih jauh. Cobalah perhatikan topik-topik berikut ini: “Keracunan Tempe Bongkrek di Jawa Tengah”, bandingkan dengan topik: “Keracunan Tempe Bongkrek, Refleksi Kemiskinan di Pedesaan Jawa Tengah. Atau contoh topik lainnya, “Pariwisata Pasti Menguntungkan Negara”, menjadi: “Pariwisata Sumber Devisa Alternatif Tanpa Batas Bagi Negara”. Di antara dua contoh topik tersebut, bandingkan mana yang lebih menggugah minat atau emosi untuk membacanya? Tentu jawabnya yang kedua! Rahasianya ada pada penggunaan kata. Topik yang efektif perlu dirumuskan dengan kata benda, karena itu hindarilah sebisa mungkin penggunaan kata kerja (hal.16). Buku ini menarik dan amat penting dibaca oleh para akademisi, seperti dosen, mahasiswa atau siapa pun yang memiliki minat untuk belajar menulis karya ilmiah. Terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tesis, maupun disertasi. (sumber : internet)

Penulis : Prof. Suyanto, Ph.D.
Drs. Asep Jihad, M.Pd
Penerbit : Eduka, Februari 2009
Tebal : xiii + 167 halaman

Leave a comment